24 April 2024

Kwarcab Purbalingga

Portal Informasi Pramuka Purbalingga

Ketua Kwarda Jateng, Kak Atikoh: Yuk, Pramuka di Jawa Tengah Dukung “Gerakan Jateng di Rumah Saja”

2 min read

Gerakan Pramuka Kwarda Daerah (Kwarda) Jawa Tengah menyerukan kepada seluruh anggota Pramuka Jawa Tengah untuk mendukung “Gerakan Jateng di Rumah Saja”

Ketua Kwarda Jawa Tengah, Kak Siti Atikoh Suprianti menulis dalam suratnya bernomer 084/11-A tanggal 5 Februari 2021yang ditujukan Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) se-Jawa Tengah untuk mendukung  seruan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

“Meminta kepada seluruh Gerakan Pramuka di Jawa Tengah dari tingkat Kwartir Cabang sampai dengan Gugus Depan, Satuan Komunitas dan Gugus Darma untuk tidak melaksanakan kegiatan apa pun yang mengumpulkan personel anggota peserta didik dan orang dewasa dan tetap berada di rumah/kediaman/tempat tinggal masing-masing selama masa penetapan tersebut berlaku,” tulis Kak Atikoh dalam suratnya yang diterima https://kwarcabpurbalingga.or.id/

Hal ini sejalan dengan Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 443.5/0001933 tanggal 2 Februari 2021 tentang Peningkatan Kedisiplinan dan Pengetatan Protokol Kesehatan Pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Tahap II di Jawa Tengah melalui kebijakan “Gerakan Jateng di Rumah Saja” secara serentak pada hari Sabtu (6 Februari 2021) dan Minggu (7 Februari 2021)

Kak Atikoh meminta,  kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya agar dapat ditunda sampai dengan adanya ketentuan lebih lanjut tentang kegiatan sosial masyarakat. Kepada semua anggota peserta didik dan orang dewasa selama berada di rumah hendaknya melakukan kegiatan-kegiatan dalam lingkup keluarga yang memberi manfaat bagi peningkatan kualitas Iman dan peningkatan Imun dan tetap patuh serta disiplin melaksanakan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir

“Agar setiap anggota Gerakan Pramuka Jawa Tengah hendaknya memberi contoh teladan dan pioner serta melakukan sosialisasi terbatas dalam penerapan protokol kesehatan dan adaptasi kebiasaan baru dengan kegiatan kesehariannya,” pesannya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *